Lamandau, (Humas MAN Lamandau) – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Lamandau menggelar peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, 27 Rajab 1445 Hijriah bertempat di Aula Madrasah oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lamandau yang diwakili oleh kasih pendis bapak Salman Az-Zuhri, M. Pd. seluruh siswa, dewan guru dan tenaga kependidikan MAN Lamandau dan undangan lainnya
Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kabupaten Lamandau H. Abdul Basir dalam sambutan menyampaikan, peringatan Isra’ Mi’raj ini adalah program rutin tahunan yang sudah direncanakan oleh bidang kesiswaan madrasah. Kegiatan peringatan Isra’ Mi’raj erat kaitannya dengan tujuan pendidikan. Menurutnya, tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak siswa, dan kegiatan peringatan Isra’ Mi’raj ini adalah salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut.
“Kegiatan yang kita laksanakan ini memiliki tujuan yang sangat erat dengan tujuan pendidikan. Mengapa? Karena pendidikan memiliki tiga tujuan yaitu yang pertama adalah membentuk akhlak, membentuk perilaku dan ini bisa diwujudkan lewat kegiatan seperti ini. Yang kedua adalah membentuk kemampuan intelektual kita, dan yang ketiga mampu memupuk psikomotorik kita untuk kita mampu melaksanakan sesuatu sesuai minat dan bakat yang kita miliki,” kata Basir, Selasa (13/2/2024).
Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kabupaten Lamandau H. Abdul Basir berharap, melalui momentum peringatan Isra’ Mi’raj ini, siswa MAN Lamandau bisa mendapatkan pengetahuan tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam mengemban amanah dari Allah SWT untuk melaksanakan perintah shalat lima waktu.
Dalam sambutannya Kepala Kantor Kementerian Agama yang diwakili oleh Kasi Penis Salman Az.Zuhri, M. Pd. berpesan kepada seluruh siswa siswi Madrasah Aliyah Negeri Lamandau dan para undangan yang hadir agar dapat menginformasikan kepada Teman2, saudara untuk dapat sekolah di MAN.
Sementara itu Penceramah yang juga Jasubag tata usaha Kementerian Agama Kabupaten Lamandau H. Subhan, S. Ag menjelaskan pesan pada peristiwa Isra Mi’raj ini salah satu diantaranya adalah ketika Nabi Muhammad SAW kehilangan istrinya Siti Khadijah, dan pamannya Abu Thalib di tahun yang sama dan mencari medan dakwah ke Thaif, sehingga tahun pada waktu itu disebut Ammul Khuzni
H. Subehan menambahkan, perintah shalat yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW pada peristiwa Isra’ Mi’raj menjadi puncak perjalanan spiritual yang akan berefek kepada kehidupan sosial. “Shalat inilah yang akan mencegah perbuatan keji dan mungkar. Permusuhan yang disebabkan karena perbedaan faham, agama, suku, dan sekat kenegaraan merupakan bagian dari kemungkaran yang dapat dicegah oleh shalat. Nabi Muhammad SAW yang menerima langsung perintah shalat ini telah membuktikannya,” ungkapnya.
Diakui Subehan sholat merupakan bentuk pengabdian dan menjadi sarana untuk berkomunikasi kepada Allah SWT. “Jika tertib dan konsisten menjalankan shalat lima waktu, insyallah dapat berkomunikasi dengan Allah secara baik, diberi ilmu yang bermanfaat dan rezekinya dilancarkan,” ujarnya. (abbas)